Sabtu, 05 Juli 2008

Nikmatnya Sakit

Dengan sedikit ngilu merasakan sakit kepala dan demam...
Teringat sebentar apa yang di ungkapkan seorang da'i kepada saudaranya ketika kita merasakan sakit, apapun itu bentuknya.

Sedikit motivasi itu..says

Adalah sesuatu yang lazim apabila jatuh mengeluh tatkala sakit. Tubuh lunglai wajah kuyu dan pudar cahayanya. Padahal semakin banyak kita mengeluh, maka akan semakin terasa pula sakitnya. Yang paling membahayakan bila pikiran kita tak terkuasai dengan baik. Biasanya menerawang jauh, realitas yang ada di dramatisasi, segalanya di persulit dan dikembangkan, hingga makin parah dan menegangkan.

Orang yang terkena gejala tumor misalnya, akan menjadi sengsara apabila yang menjadi buah pikiranya adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari kondisi yang sebenarnya. Ah, jangan- jangan tumor ganas. Bagaimana kalau merambat keseluruh tubuh, sehingga harus di operasi? lalu, bagaimana kalau operasinya gagal? belum lagi biayanya pasti akan sangat mahal. Bila hal ini terjadi, maka orang itu akan jauh lebih menderita dari kenyataan sebenarnya. Hal ini terjadi karena kesalahan berfikir. Ia belum paham terhadap hikmah dari penyakit yang menimpanya, sehingga salah dalam menyikapi.

Hasilnya jelas : rugi dunia akhirat. Sikap mental semacam ini tentu harus kita atasi. Memang benar badan kita harus sehat, karena hanya dengan badan sehatlah gerak hidup kita menjadi lancar. Kalau pun tubuh kita harus sakit, suatu saat nanti, maka hati kita harus tetap berfungsi dengan baik. Bagaimana cara menyiasatinya?

Pertama kita harus yakin bahwa hidup kita akan selalu dipergilirkan. Boleh jadi sekarang kita sehat, tapi esok hari kita sakit. Ini adalah sebuah keniscayaan. Kita harus yakin bahwa segala yang ada dan yang terjadi di dunia ini ada dalam genggaman Tuhan.

Begitu pula kalau Tuhan menghendaki kita sakit. Itu adalah hal yang wajar, karena tubuh kita adalah milikNya kenapa kita harus kecewa dan protes? Ibarat seseorang menitipkan baju kepada kita. Kalau suatu saat diambil kembali, maka sangat tidak layak bila kita menahannya. Alangkah baiknya bila kita memilih ridha saja dalam menerima semua yang terjadi. Segala kekecewaan, penyesalan, dan keluh kesah sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah. Tugas kita adalah ridha akan ketentuanNya dan berikhtiar seoptimal mungkin untuk bertobat.

Ketiga kita harus yakin bahwa Tuhan itu sangat adil dan bijaksana dalam menentukan sesuatu hal bagi makhluk-Nya. Tuhan itu maha tahu akan keadaan tubuh kita. Semua yang ditimpakan kepada kita sudar di ukur dengan sangat sempurna dan mustahil "over dosis".

Dengan sakit kita dapat terhindar dari kemaksiatan yang mungkin akan kita lakukan dalam keadaan sehat. Kita menjadi insyaf akan betapa penting dan mahalnya harga kesehatan yang sering kali kita sia-siakan ketika sehat.

Tidak ada komentar: